Wednesday, October 12, 2016

SAMBUTAN BU KIKI BARKIAH SAAT TASMI QUR'AN PUTRANYA

Pada hari jum'at yg penuh berkah kemarin, Ali Abdurrahman, putra teh kiki barkiah berhasil menyelesaikan hafalan qur'annya di pesantren Alhikmah Bogor.

Ali sdh masuk waitinglist di alhikmah Bogor sejak keluarga ini masih tinggal di Amerika. Waktu itu teh kiki sdh menjalin komunikasi dgn alhikmah. Dan alhamdulillah, putra dr pakar parenting ini berhasil mengkhatamkan 30 juz dlm waktu setahun di alhikmah.

Yg istimewa dr acara  tasmi kemarin adlh sambutan teh kiki, beliau menyampaikan isi hatinya utk seluruh santri alhikmah. Jg utk seluruh penghafal qur'an di Indonesia. Berikut ini saya kutip seluruh pidatonya. Yg beliau sampaikan dg penuh semangat, meski sambil dikelilingi oleh putra putrinya. Pidato inipun sdh beliau posting di akun fb nya.

Wahai anakku....
Ketika ummi membaca berita tetang wajah-wajah anak negeri yang begitu memilukan, hati ummi masih tetap optimis menatap masa depan saat mengingat dan melihat ada segelintir pemuda yang hari ini sedang menyibukkan diri untuk menghafal Al-Quran.

Ketika ummi membaca tentang bencana pornografi di negeri ini dimana 92 dari 100 anak kelas 4, 5 dan 6 di negeri ini telah terpapar pornografi bahkan sebagian diantara mereka mengalami kerusakan otak, hati ummi masih tetap optimis menatap masa depan saat mengingat para penghafal Al-quran yang menyibukkan pandangan mereka dengan ayat-ayat Allah dan menjaga mata mereka dari kemaksiatan pandangan.

Ketika ummi membaca berita tetang semakin banyaknya pemuda-pemudi yang terjerumus dalam pergaulan bebas, bahkan anak-anak seusia sd mengalami musibah hamil di luar nikah, hati ummi masih optimis menatap masa depan karena ada segolongan kecil pemuda penghafal Al-quran yang sedang menyibukkan diri untuk mempelajari agama Allah.

Ketika ummi melihat semakin maraknya anak-anak yang menghabiskan waktu senggang mereka dengan bermain games online, bahkan sebagian diantara mereka membolos dan duduk di warnet sepanjang hari, hati ummi masih optimis menatap masa depan karena ada segelintir pemuda penghafal Al-quran yang senantiasa menjaga diri mereka dari kesia-siaan.

Ketika ummi melihat semakin marak pemuda-pemudi dengan gaya hidup hedonisme yang bersenang-senang dengan menghamburkan harta orang tua mereka, hati ummi masih optimis menatap masa depan karena ada segolongan pemuda yang hidup dalam kesederhanaan tengah menyibukkan diri menghafal Al-Quran demi mempersembahkan jubah keagungan bagi para orang tua mereka kelak di surga.

Ya.... harapan itu masih ada, sebagaimana Rasulullah SAW menjanjikan bahwa pada akhirnya dunia ini akan kembali damai dan sejahtera saat islam kelak memimpin dunia. Harapan itu masih ada karena ada kalian yang hari ini tetap berada dalam jalan kebaikan meski dunia pada umumnya bergelimpangan kemaksiatan.

Namun anakku.....
Ummi ingin menyampaikan bahwa jumlah kalian sangat sedikit. Kalian adalah orang asing yang tetap baik di tengah lingkungan yang buruk. Maka kelak akan ada sebuah generasi yang penuh kerapuhan dan kebobrokan menjadi tanggung jawab yang dipikul diatas bahu-bahu kalian.

Wahai anakku....
Maka menghafal Al-Quran saja tidak cukup. Ini hanyalah sebuah bekal dasar yang akan menguatkan kalian berjuang memimpin dunia ini menuju kebaikan.

Wahai anakku para penghafal Al-Quran....
Negeri kita, negeri Indonesia tengah berada dalam kondisi yang sangat buruk. Kekayaan kita habis dikeruk dan digali tetapi tak banyak memberikan kesejahteraan bagi para penduduknya. Ketidakmampuan kita untuk mengolah secara mandiri menyebabkan harta kekayaan kita dikelola oleh campur tangan asing. Namun sayangnya, kekayaan alam itu lebih banyak mensejahterakan pengelolanya dibanding mensejahterakan negeri ini secara lebih merata. Gunung emas kita di papua dikeruk, tetapi hasilnya tak mampu menghilangkan bencana kelaparan di setiap penjuru negeri ini. Gas bumi di negeri kita mengalir keluar, namun tak sepenuhnya membuat rakyat semua sejahtera dan mudah membeli sumber energi. Minyak bumi dan sumber energi lainnya hampir habis, tapi hasilnya tak juga mampu membuat semua anak negeri ini mengenyam pendidikan yang baik. Laut kita begitu luas namun ikan-ikan di negeri kita banyak dicuri, bahkan kekayaan ikan kita tak mampu membuat negeri ini terbebas dari becana gizi buruk.

Wahai anakku para penghafal Al-Quran
Kepada siapa lagi kami menitipkan negeri ini di masa depan? Kepada mereka yang hari ini sibuk nongkrong di warnet? Atau kepada mereka yang hari ini sibuk bercengkrama di warung kopi sambil mengisap rokok atau shabu-shabu? Kepada siapa lagi kami menitipkan negeri ini di masa depan wahai anakku para penghafal Al Quran? Kepada mereka yang memenuhi klub malam? Atau kepada mereka yang menyibukkan diri menonton sinetron? Kepada siapa lagi kami menitipkan negeri ini? Kepada mereka yang otaknya telah rusak karena pornografi? Atau kepada mereka yang hari ini tengah sibuk berpacaran? Kepada siapa lagi wahai anakku, kami menitipkan negeri ini? Kepada mereka yang belajar demi nilai-nilai indah dalam rapot mereka? Atau kepada mereka yang hanya sibuk mementingkan kesuksesan diri?

Wahai anakku..... negeri ini kehilangan banyak generasi peduli. Ghirah mereka mati, dengan kesibukan sekolah dari pagi hingga sore hari. Kepedulian mereka hilang, karena asiknya bermain games online perang-perangan. Jangankan mereka sempat berfikir tentang nasib umat muslim di sebagian belahan bumi, atau rusaknya bangsa ini karena budaya korupsi. Bahkan untuk peduli tentang kebutuhan diri mereka harus selalu dinasihati. Lalu kepada siapa lagi kami titipkan masa depan negeri ini? Sementara jiwa pejuang "merdeka atau mati" yang membuat negeri ini memerdekakan diri semakin hilang di hati para santri. Kepekaan para santri dalam beberapa dekade ini dikebiri sebagai bagian dari rencana konspirasi. Mereka begitu takut!!! Mereka begitu terancam jika jiwa para santri bergelora seperti jaman perang kemerdekaan dulu. Mereka berencana sedemikian rupa agar santri berada dalam zona aman saja. Mengajar mengaji, menghafal Al-quran dan mengajar agama saja. Sementara mereka berjaya dengan penuh kuasa, mengatur ekonomi dengan semena-semena.

Wahai anakku para penghafal Al-Quran!!!!!
Keluarlah dari masjid, mushola dan mihrab kalian saat Al-Quran telah tersimpan dalam dada. Pergilah engkau mencari ilmu diseluruh penjuru dunia dan jadilah engkau para ulama. Seagaimana ulama-ulama di masa dulu mengerti agama dan pemahamannya berbuah menjadi karya nyata yang bermanfaat untuk umat manusia. Wahai anakku para penghafal Al-Quran, masalah ummat ini tak mampu di bayar dengan Al-Quran yang hanya disimpan dalam dada sendiri saja. Pergilah engkau dan masuklah dalam setiap peran kekhalifahan di muka bumi ini. Jadilah sngkau penguasa adil dan pemutar roda perekonomian dunia. Bila tidak engkau yang memainkan peran dalam panggung dunia, maka mereka yang tak paham agama yang akan memainkannya. Relahkah engkau membiarkan Al-Quran yang tersimpaan dalam dada sekedar menonton panggung dunia?

Wahai anakku... para penghafal Al-Quran!!!
Keluarlah!!! Keluarlah dari masjid, mushola dan mihrob kalian saat Al-Quran telah tersipan dalam dada. Agar dunia ini dipimpin oleh segolongan kecil pemuda yang luar biasa. Lipatgandakan kekuatan kalian hari ini sebelum engkau memimpin dunia. Karena pemuda-pemuda kebanyakan di masa kini adalah PR-PR mu di masa depan nantinya. Keluarlah anakku... setelah Al-Quran tersimpan dalam dada. Jadilah engkau pejuang yang merealisasikan nubuwat Rasul-Mu bahwa kelak islam akan memimpin dengan manhaj ala Rasulullah sebelum kiamat tiba. Anakku... jadilah engkau salah satu pejuangnya!

ALLAHU AKBAR!!!!!

Wednesday, August 31, 2016

Pesan untuk anak-anak ku (2)


أَلَا أُخْبِرُكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا
سَرَّتْهُ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهُ

"Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri sholihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya (HR Abu Dawud No. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami'ush Shohih 3/57 : "Hadits ini shohih di atas syarat Muslim")

Muhammad Quthb berkata, "Seorang anak yang rusak masih bisa menjadi baik selama ia pernah mendapatkan pengasuhan ibu yang baik. Sebaliknya, ibu yang rusak akhlaknya hanya akan melahirkan generasi yang rusak pula akhlaknya".

Abul Aswad Ad-Duaili berkata kepada anak-anaknya, “Sungguh aku telah berbuat baik kepada kalian sejak kalian masih kecil hingga kalian dewasa bahkan semenjak kalian belum dilahirkan”.

Anak-anaknya bertanya, “Bagaimana cara ayah berbuat baik kepada kami sebelum kami terlahir?” ..
Beliau menjawab, “Aku telah pilihkan untuk kalian ibu yang mana kalian tidak akan pernah kecewa padanya"


Friday, August 26, 2016

Hukuman Yang Tidak Terasa

Seorang murid mengadu kepada gurunya:

"Ustadz, betapa banyak kita berdosa kepada Allah dan tidak menunaikan hakNya sebagaimana mestinya, tapi saya kok tidak melihat Allah menghukum kita ?"

Sang Guru menjawab dengan tenang:

"Betapa sering Allah menghukummu tapi engkau tidak terasa".
"Sesungguhnya salah satu hukuman Allah yang terbesar yang bisa menimpamu wahai anakku, ialah: *Sedikitnya taufiq*  (kemudahan) untuk mengamalkan ketaatan dan amal amal kebaikan".

Tidaklah seseorang diuji dengan musibah yang lebih besar dari *"kekerasan hatinya dan kematian hatinya"*.

Sebagai contoh:
Sadarkah engkau, bahwa Allah telah *mencabut darimu rasa bahagia dan senang* dengan munajat kepadaNya, merendahkan diri kepadaNya, menyungkurkan diri di harapannya..?
Sadarkah engkau *tidak diberikan rasa khusyu'* dalam shalat..?

Sadarkah engkau, bahwa  beberapa hari2 mu telah berlalu dari hidupmu, tanpa membaca Al-Qur'an, padahal engkau mengetahui firman Allah:
"Sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini ke gunung, niscaya engkau melihatnya tunduk, retak, karena takut kepada Allah".

Tapi engkau tidak tersentuh dengan Ayat Ayat Al-Qur'an, seakan engkau tidak mendengarnya...
Sadarkah engkau, telah berlalu beberapa malam yang panjang sedang engkau tidak melakukan Qiyamullail di hadapan Allah, walaupun terkadang engkau begadang...

Sadarkah engkau, bahwa telah berlalu atasmu musim musim kebaikan seperti: Ramadhan.. Enam hari di bulan Syawwal.. Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, dst.. tapi engkau belum diberi taufiq untuk memanfaatkannya sebagaimana mestinya..??

Hukuman apa lagi yang lebih berat dari itu..???

Tidakkah engkau merasakan beratnya mengamalkan banyak ketaatan (amal ibadah)..???

Tidakkah Allah menahan lidahmu untuk berdzikir, beristighfar dan berdo'a kepadanya..???

Tidakkah terkadang engkau merasakan bahwa engkau lemah di hadapan hawa nafsu..???

Hukuman apa lagi yang lebih berat dari semua ini..???

Sadarkah engkau, yang mudah bagimu berghibah, mengadu domba, berdusta, memandang ke yang haram..???

Sadarkah engkau, bahwa Allah membuatmu lupa kepada Akhirat, lalu Allah menjadikan dunia sebagai perhatian terbesarmu dan ilmu tertinggi..???

Semua *bentuk pembiaran* ini dengan berbagai bentuknya ini, hanyalah beberapa bentuk hukuman Allah kepadamu, sedang engkau menyadarinya, atau tidak menyadarinya...

Waspadalah wahai sahabatku, agar engkau tidak terjatuh ke dalam dosa dosa dan meninggalkan kewajiban kewajiban.

Karena *hukuman yang paling ringan* dari Allah terhadap hambaNya ialah:
"Hukuman yang terasa"* pada harta, atau anak, atau kesehatan.

Sesungguhnya *hukuman terberat* ialah: *"Hukuman yang tidak terasa"* pada kematian hati, lalu ia tidak merasakan nikmatnya ketaatan, dan tidak merasakan sakitnya dosa.

Karena itu wahai sahabat2ku, *Perbanyaklah di sela sela harimu, amalan taubat dan istighfar, semoga Allah menghidupkan hatimu...*


(Diterjemahkan dari Taushiyah Syaikh Abdullah Al-'Aidan di Masjidil Haram)

Tuesday, August 23, 2016

Pesan untuk anak-anak ku (1)

Anak-anak ku, ingat 2 pesan ayah ya .....
 1. Jangan suka menyusahkan orang lain. Berusahalah untuk menjadi solusi bagi orang lain.
 2. Dengarlah nasehat dari siapa pun, jangan hanya mau mendengar nasehat dari orang tuamu saja. Selama nasehat tersebut untuk kebaikan, maka terima dan laksanakan.

Semoga kalian menjadi orang-orang yang selalu dirindukan oleh orang lain karena ketiadaan kalian merupakan kehilangan besar buat orang di sekitar kalian.